Bagi
masyarakat yang tinggal di Kalimantan Barat, khususnya di Kota Mempawah pasti
sudah tidak asing lagi dengan Sungai Mempawah. Sungai ini berjarak 64 km dari
Kota Pontianak. Sungai ini termasuk sungai permanen ( perennial ).
A. Aspek Morfologi Fisik
A. Aspek Morfologi Fisik
Sungai
Mempawah memiliki luas 3.260 Km2 dan DAS mempawah dengan luas DAS
2.803 Km2. Sungai ini terbentuk dari anak – anak sungai yang
berada di daerah Kabupaten Landak. Beberapa anak sungai mempunyai mata air di
daerah resapan atau di wilayah pegunungan yang tidak terlalu tinggi seperti
gunung Tiang dan gunung Bawang. Di sekitar Sungai Mempawah terdapat banyak
warung – warung apung.
Berdasarkan hasil penelitian dari
Fakultas Teknik Universitas Tanjung Pura, Kalimantan Barat, pada tahun 2007
bahwa Pola aliran (drainage pattern) sungai-sungai secara umum menyerupai
bentuk percabangan pohon (dendritic) dengan bentuk daerah aliran sungai adalah
memanjang, Sungai Mempawah terdiri dari 5 orde dengan indeks kerapatan
sungai termasuk dalam kategori sedang yakni 0,8. Debit limpasan air sungai (Q)
merata pada bagian hulu sebesar 17,54 m3/detik, bagian tengah sebesar 59,05
m3/detik dan bagian hilir sebesar 126,03 m3/detik. Air sungai berwarna coklat
dan dengan arus yang lambat. Sungai Mempawah memiliki kedalaman lebih dari 6
meter dan berlumpur. Hal inilah yang menyebabkan arus sungai menjadi lambat.
Temperatur, TSS ( padatan tersuspensi total ), TDS (padatan terlarut
total) , warna dan kekeruhan air Sungai Mempawah masih dalam batas toleransi
yang diperbolehkan.
B.
Aspek Kimia
Dalam aspek kimia akan dibahas mengenai sekumpulan bahan/zat
kimia yang keberadaannya dalam air mempengaruhi kualitas air.
Pada tahun 2009, Kepala Badan Lingkungan Hidup dan
Penanggulangan Bencana (BLHPB) Kabupaten Pontianak, Ir Asfahani Arsyad MM.
telah melakukan penelitian terhadap kualitas air Sungai Mempawah. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa air di Sungai Mempawah berada dalam
kondisi tercemar sedang.
Hasil
penelitian yang didapat adalah sebagai berikut :
·
Nilai parameter kimia zat anorganik
seperti pH, pH, COD ( Chemical Oxygen Demand ), BOD ( Biochemical Oxygen Demand
), DO ( Disolved Oxygen ), senyawa nitrogen, hidrogen dan logam masih normal ,
tetapi di beberapa lokasi terdapat nilai DO, BOD dan CODnya berada di atas
ambang mutu air.
·
Kandungan logam berat seperti
merkuri ( Hg ), timbal ( Pb ), tembaga ( Cu ), dan lainnya namun masih di bawah
ambang batas mutu air, tetapi ada beberapa lokasi yang mengandung kadar besi (
Fe ) yang tinggi dan di atas ambang mutu air. Sungai Mempawah juga mengandung
klorida ( Cl ) yang tinggi di lokasi Sungai Kuala Mempawah dan Jembatan Antibar
Mempawah., yaitu sebesar 60 ribu ml per liter air.
·
Kandungan zat kimia organik, seperti
minyak, fenol, lemak dan deterjen yang terkandung dalam air Sungai Mempawah
masih di bawah ambang batas mutu air.
C. Aspek
Biologi
Aspek
biologi menyangkut biota yang ada di Sungai Mempawah.
Ø Beberapa
flora yang ada di Sungai Mempawah adalah sebagai berikut :
Terdapat dua spesies tumbuhan hidup bersamaan yang ditemukan
di anak Sungai Mempawah. Tumbuhan yang berukuran besar adalah Lasia spinosa dan bagian bawahnya adalah
Cryptocoryne fusca.
Lasia spinosa
|
Lasia spinosa adalah tumbuhan air tawar yang termasuk dalam
kelompok herba. Lasia spinosa dapat tumbuh hingga tingginya mencapai 2
meter. Spesies ini dapat hidup di rawa-rawa, sungai, selokan, dan tempat-tempat lembab di hutan tropis maupun subtropis. Klasifikasi dari Lasia
spinosa adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae
Filum
: Magnaliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Arales
Familia
: Araceae
Genus
: Lasia
Spesies : Lasia spinosa
Cryptocoryne fusca
Cryptocoryne
fusca tumbuh subur di air tawar di anak sungai Mempawah. Tumbuhan ini
bisa tumbuh hingga ketinggian 0,15 meter. Cryptocoryne fusca bisa hidup
dalam kondisi terendam di air yang pHnya 5,5 - 6. Cryptocoryne fusca sudah
dalam budidaya sekitar tahun 1950 di Kebun Raya Bogor.
Klasifikasi
dari Cryptocoryne fusca adalah
:
Kingdom :
Plantae
Filum :
Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Arales
Familia
: Araceae
Genus
: Cryptocoryne
Spesies
: Cryptocoryne fusca
Ø Fauna
yang ada di Sungai Mempawah, Pontianak, Kalimantan Barat adalah sebagai berikut
:
·
Ikan Cupang ( Betta rutilans )
Betta
rutilans adalah cupang alam yang berasal dari daerah Pontianak, Kalimantan dan
hidup dengan suhu 24 – 280 C. Ikan ini termasuk ikan bertulang
sejati. Makanan ikan cupang di alam bebas adalah kutu air, jentik-jentik cacing
sutera, dan lain sebagainya.
Add caption |
. Baung (Macrones
sp.)
Ikan Baung
bersifat noktural, yaitu hewan yang banyak beraktivitas pada malam hari seperti
mencari makan. Selain itu, baung juga memiliki sifat suka bersembunyi di dalam
liang-liang di tepi sungai tempat habitat hidupnya. Di alam, baung termasuk
ikan pemakan segala (omnivora). Namun ada juga yang menggolongkannya sebagai
ikan karnivora, karena lebih dominan memakan hewan-hewan kecil seperti
ikan-ikan kecil.
·
Ikan Lais Tunggul (Cryptopteru sp. )
Ada 2 macam ikan lais yang bisa besar dan layak untuk
dipancing, karena ternyata ikan lais itu banyak jenisnya, ada yg kecil sekali
dan tidak bisa besar.
Yang pertama adalah Lais tabirin (Belodonichthys dinema) dan yang kedua Lais timah (Cryptoterus apogon). Kedua jenis ikan ini hampir mirip yaitu mempunyai ciri betuk badan yang panjang dan agak pipih. Mulutnya lebar menghadap ke arah atas dan memiliki gigi yang tajam. Warna tubuh di bagian tengkuk serta permukaan kepalanyanya kecoklatan. Perut berwarna putih, sedangkan bagian punggung dan dada kehitaman. Hidup di sungai terutama daerah banjir dan bagian hilir di daerah pasang surut (muara).
Yang pertama adalah Lais tabirin (Belodonichthys dinema) dan yang kedua Lais timah (Cryptoterus apogon). Kedua jenis ikan ini hampir mirip yaitu mempunyai ciri betuk badan yang panjang dan agak pipih. Mulutnya lebar menghadap ke arah atas dan memiliki gigi yang tajam. Warna tubuh di bagian tengkuk serta permukaan kepalanyanya kecoklatan. Perut berwarna putih, sedangkan bagian punggung dan dada kehitaman. Hidup di sungai terutama daerah banjir dan bagian hilir di daerah pasang surut (muara).
·
Ikan
Tengadak (Barbonymus sp.)
Tengadak bersifat omnivora, yaitu memakan tumbuhan - tumbuhan
dan hewan invertebrata. Tumbuh – tumbuhan yang dimakan, seperti Hydrilla,
aneka tumbuhan air, dan daun-daunan yang terjatuh ke sungai. Suhu air yang
ideal untuk hidupnya antara 22-28 °C.
·
Ikan Belidak (Notopterus
sp.)
Belida kian sulit dijumpai di perairan tawar baik di Sumatra
maupun Kalimantan. Ikan ini merupakan ikan air tawar yang memangsa ikan kecil
dan krustacea, ikan dewasa memiliki berat 1,5-7 kg, dengan ciri khas ikan
berpunggung pisau: punggungnya meninggi sehingga bagian perut tampak lebar dan
pipih.
·
Udang Galah ( Macrobrachium
rosenbergii de Man )
Udang tersebut tumbuh dan menjadi dewasa di perairan tawar,
namun pada fase larva hidup di air payau. Udang Galah merupakan salah satu
komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Udang galah yang
ada di Kalimantan memiliki ukuran kepala yang besar, capit panjang dan berwarna
hijau kuning. Udang ini merupakan hewan nokturnal, atau aktif di malam hari.
Di Sungai Mempawah ini dari hilir sampai ke hulu, terdapat
beberapa zona (relung) yang menunjukkan distribusi jenis yang berbeda. Di
daerah Sebukit ke bawah, biasanya didapati banyak udang, ikan Tapah, tetapi
ikan Baung agak kurang. Di daerah Sebukit – Telayar, banyak didapati ikan
Tapah, Baung (kuning dan putih), Lais Tunggul (langkik), Tengadak, Udang juga
ada, tetapi tidak banyak. Di daerah Telayar ke atas, banyak didapati ikan
Baung, Tengadak, dan Tapah. Ikan Belidak juga ditemui hampir di seluruh zona.
D. Penggunaan
Sungai
Mempawah biasanya digunakan sebagai :
·
Sumber air untuk :
Ø Minum,
baik untuk manusia maupun flora dan fauna yang ada di sekitar Sungai Mempawah.
Ø Aktivitas
pertanian, seperti ladang, kebun, dsb.
Ø Aktivitas
perindustrian, industri makanan, pembuatan logam, dan sebagainya.
Ø Kegiatan
rumah/ harian, seperti mencuci, mandi.
· Penambakan ikan
· Tempat Pemancingan
· Sarana Transportasi
. Objek
wisata
Sungai Mempawah sudah tidak dapat digunakan secara maksimal lagi seperti dulu. Hal ini disebabkan adanya aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) yang beoperasi di hulu Sungai Galaherang. Limbah PETI ini membawa lumpur pekat yang mengakibatkan air sungai berubah warna menjadi kecokelatan.
Sungai Mempawah sudah tidak dapat digunakan secara maksimal lagi seperti dulu. Hal ini disebabkan adanya aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) yang beoperasi di hulu Sungai Galaherang. Limbah PETI ini membawa lumpur pekat yang mengakibatkan air sungai berubah warna menjadi kecokelatan.
Adanya pencemaran dari limbah PETI ini telah merusak
kesehatan masyarakat. Beberapa warga berasal dari Desa Telayar Kecamatan
Mempawah Timur ini menggunakan air sungai untuk mandi dan mulai terserang
penyakit gatal – gatal bahkan sampai ada yang harus dirawat di rumah sakit.
Limbah PETI ini juga mematikan banyak biota sungai dan
populasi ikan di Sungai Mempawah terancam punah. Banyak ikan keramba milik
warga yang berada di jalur sungai mati akibat air sungai yang tercemar sehingga
banyak warga yang memilih untuk mengosongkan kerambanya.
Selain itu, adanya masyarakat yang menangkap ikan dan udang
dengan tuba atau menggunakan setrum di mana bukan hanya ikan besar saja yang
mati tetapi ikan – ikan yang kecil juga mati. Hal ini menyebabkan ikan – ikan
di Sungai Mempawah menjadi langka dan bahkan bisa memutuskan rantai makanan di
perairan tersebut.
E. Prediksi Kondisi 10 – 20
tahun yang akan datang.
Jika peraturan daerah yang telah dibuat pemerintah dan
aturan hukum yang ada di negara ini dipertegas yang dapat menghentikan kegiatan
PETI , maka pencemaran terhadap Sungai Mempawah maupun sungai lainnya yang ada
di Kalimantan dapat dikurangi. Kemudian adanya kesadaran masyarakat untuk turut
menjaga kelestarian lingkungan Sungai Mempawah, misalnya tidak membuang limbah
rumah tangga ke dalam sungai, dan tidak menangkap ikan dengan menggunakan tuba.
Pada bulan September lalu, Bupati Pontianak H. Ria Norsan
didampingi Wakil Bupati H Rubijanto beserta jajaran Forkorpimda melepas 15.858
ekor bibit ikan di Sungai Mempawah melalui Aksi Gerakan Peduli Sungai Mempawah
itu diprakarsai Forum Peduli Ikan (FBI) Mempawah. Bibit ikan yang dilepas
terdiri dari benih ikan paten sebanyak 10.500 ekor, ikan nila 1.000 ekor, ikan
jelawat 2.750 ekor, ikan tengadak 1.500 ekor, ikan kebali 100 ekor, induk tawes
delapan ekor, dan ikan paten 15 kilogram. Dengan adanya kegiatan ini dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melestarikan Sungai Mempawah.
Jika kegiatan PETI sudah dapat dihentikan dan masyarakat
bisa ikut melestarikan lingkungan Sungai Mempawah, kemungkinan untuk 10 – 20
tahun ke depan Sungai Mempawah diharapkan bisa seperti Sungai Lebak, Desa
Payabenua, Kecamatan Mendobarat, Kabupaten Bangka yang masih terjaga
kelestariannya.
Sebaliknya, jika semua itu belum direalisasikan maka
kemungkinan untuk 10 – 20 tahun ke depan kondisi Sungai Mempawah akan
terjadi pencemaran yang semakin menjadi, yang mengakibatkan biota – biota tidak
dapat hidup dan punah, sungai yang merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat
menjadi sumber masalah.
Manakah yang akan menjadi pilihan
kita semua ???
Sekian
dulu dari saya semoga bermanfaat bagi kita semua. Terima kasiihh…^^…
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar